Media massa adalah salah
satu pilar demokrasi. Dalam pemerintahan, media massa tidak hanya berperan
sebagai sarana informasi dan komunikasi pemerintah kepada masyarakat, namun
juga sebagai check and balance bagi pemerintah.
Fungsi media massa sendiri adalah sebagai sarana informasi,
edukasi, hiburan, dan persuasi. Namun
dewasa ini dapat kita lihat bahwa hiburan merupakan prioritas utama dalam
sebuah media karena mampu mendatangkan
banyak keuntungan bagi pemilik media tersebut.
Karena saat ini media massa lebih berorientasi pada nilai
komersialnya, banyak pengusaha besar menanamkan modalnya pada media-media massa, dengan
harapan modal yang mereka tanamkan dapat menghasilkan keuntungan yang
berlimpah. Hal tersebutlah yang akhirnya memunculkan fenomena konglomerasi
media.
Lalu, adakah dampak yang diakibatkan oleh konglomerasi media
tersebut bagi masyarakat?. Tentu saja ada. Salah satunya adalah ketidak
beragamannya sudut pandang konten-konten yang disajikan oleh media-media massa,
sehingga berpotensi mendominasi dan mengarahkan opini-opini publik pada satu
arah.
Selain itu, seperti yang kita lihat sekarang ini, para pemilik
raksasa media mulai berkecimpung dalam dunia politik. Media pun digunakan oleh
pemiliknya sebagai senjata untuk mengangkat citra atau menjatuhkan lawan
politik. Hal tersebut telah kita rasakan pada saat pilpres tahun 2014 silam.
Dengan bersenjatakan media, masing-masing pihak berusaha membangun pencitraan
lewat media-media yang mereka bawahi.
Dampak lain dari monopoli media ini yaitu terkait kontrol pemilik
media terhadap medianya. Sang pemilik media mempunyai kuasa penuh untuk
melarang memproduksi berita yang tidak sesuai dengan keinginannya. Akibatnya,
pandangan masyarakat menjadi terbatas. Opini masyarakat terkait isu-isu yang
beredarpun akhirnya diarahkan sesuai apa yang dikehendaki oleh konglomerat media.
Jadi sebagai konsumen media, kita harus pintar-pintar dalam
menyaring isu-isu dan juga berbagai konten yang disebarkan oleh media. Semua
itu bisa saja dengan mudah disisipi misi-misi terselubung oleh para konglomerat
media.
No comments:
Post a Comment