Komunikasi dan Penyebaran Agama-Agama Dunia
Rentang
waktu antara tahun 500 SM hingga pada penemuan mesin cetak pada tahun 1457 M
merupakan abad di mana terdapat proses perkembangan komunikasi yang dalam hal
ini berbentuk ajaran dan keyakinan suatu agama yang tentu tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam aktivitas penyebaran ajaran agama, retorika dan bentuk komunikasi
yang lainnya cenderung berperan besar dalam mengubah keyakinan seseorang.
Keyakinan
Konfusianisme
Perkembangan
aktivitas konfusianisme sangat maju pesat di China yang telah di mulai pada 550
SM. Penyebaran Konfusianisme di China berlangsung cukup lama sampai pada
jatuhnya Dinasti Ching (1644-1911 M). Hal ini dikarenakan mengidentifikasi bahwa adanya proses perkembangan komunikasi
yang lebih condong pada penyebaran ajaran-ajaran Konfusianisme di China.
Agama Nasrani
Komunikasi
dalam bentuk ajaran dakwah telah dilakukan pada zaman Isa Almasih. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan adanya penjelasan Dalai Lama, pendeta Budha Tibet bahwa
Isa adalah salah satu orang suci yang dihormati dalam ajaran Budha. Hal ini
berkaitan erat dengan kepercayaan Budha bahwa Baghwa Metteya (Pengembara kulit
putih; Isa Almasih) pernah datang mengajarkan ajarannya di India. Bukti lain
juga dengan ditemukannya kuburan Yus Asaf di Srinagar, Kashmir oleh tim Jerman
Barat yang mereka sebut sebagai kuburan Nabi Isa yang meninggal pada usia 120
Tahun.
Agama Islam
Komunikasi
yang terjadi di Dunia Islam mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Sama
seperti fenomena komunikasi yang terjadi
pada zaman Isa Almasih, komunikasi pada islam pun lebih berorientasi kepada
sistm dakwah yang berusaha mengubah atau mempengaruhi pemikiran seseorang untuk
mengikuti syariat Islam.
Komunikasi dakwah dalam Islam
diawali dengan perintah dari Allah kepada Nabi Muhammad untuk memberikan
peringatan kepada manuia untuk beriman kepada Allah Swt. Awalnya Komunikasi itu
dilanjutkan secara terbuka seiring dari wahyu berikutnya yang memerintahkan
Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan.
94.
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
95.
Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang
memperolok-olokkan (kamu),
Perkembangan
Komunikasi dalam Islam yang lebih bersifat dakwah tersebut tidak lepas
kaitannya sebagai bagian dari bentuk komunikasi, karena dalam bahasa Arab
dakwah berarti seruan, panggilan, dan ajakan. Penyebaran Islam berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat (8-9 M). Muhammad melakukan dakwahnya ke Mekah
pada tahun 610 M. Dalam tempo 25 tahun, Muhammad beserta pengikutnya berhasil
mengambil alih kekuasaan Arab, dan Islam kemudian berkembang dengan sangat
pesat.
Sementara itu,
komunikasi dalam media tulisan juga telah dirintis oleh Rasulullah, yaitu
ketika beliau mengirimkan surat yang isinya ajakan untuk memeluk Islam kepada
para raja di Eropa. Sebagai contoh, beliau pernah mengirimkan surat kepada raja
Hiraqla (Raja di Roma Timur) yang bernama Hirakles, raja Habsyi yang bernama
Najsy, dan lain-lain. Dalam setiap suratnya selalu dibubuhi stempel bertuliskan
“Muhammadurrasulullah”. Dilihat dari isinya, surat-surat tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga:
1.
Surat-surat yang berisi seruan
untuk masuk Islam
2. Surat-surat yang berisi aturan-aturan dalam Islam
3. Surat-surat yang berisi hal-hal wajib yang dikerjakan oleh
orang-orang non-muslim terhadap perintah Islam.
Dengan contoh
tersebut, maka rasulullah telah merintis sistem jurnalistik dalam melakukan
komunikasi Islam sebagai bentuk dakwah.
Dalam berdkwah, Rasulullah Saw selalu melakukan komunikasi sebagai dakwah dan
metode yang tepat. Kembali hubungana dengan pers sebagai bagian dari
komunikasi, Islam telah merintis erkembangan komunikasi itu sendiri, sekali
lagi dalam bentuk dakwah. Misalnya dapat dilihat dari turun temurunnya
hadits-hadits Nabi dan sunnah Rasul.
Ia [Muhammad] adalah seorang komunikator
yang tangguh dan fasih-dengan kata-kata
yang singkat yang mengandung makna yang paat. Beliau tidak hanya menyentuh
hati, tetapi beliau juga mengimbau para komunikannya. Muhammad sangat
memperhatikan orang-orang yang dihadapinya, dan menyesuaikan pesan
komunikasinya. Sehingga tak heran jika sesuai dengan keadaan komunikannya. Salah seorang sahabat yang paling
dikasihinya, Ali bin Abi Thalib, mewarisi ilmunya dalam berbicara. Seperti yang dilukiskan oleh Thomas Carlyle, “every
antrogonist in the combats of tague of swort was subdued by his eloquence and
valor”. Khotbah-khotbahnya dikumpulkan dengan cermat oleh para pengikutnya dan
diberi judul “Najh al-Balaghah” [ Jalan Balaghah].
Dan kemudian balaghah menjadi
disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam peradaban Islam. kaum
Muslimin menggunakan balaghah pengganti retorika. Namun, warisan retorika
Yunani, yang dicampakkan Eropa pada abad pertengahan, dikaji dengan tekun oleh
para ahli balaghah. Tetapi dalam perkembangannya kurang studi tentang
kontribusi ba;laghah pada retorika modern.
Pada sekitar tahun 650 M, seluruh
daerah Timur tengah, serta Mesir dikendalikan oleh orang-orang Islam, dan pada
tahun 700 M, islam mendominasi area besar mulai dari Daratan Cina dan India di
Timur sampai Afrika Utara dan Spanyol di Barat. Perkembangan Islam yang cepat
bias jadi merupakan dampak dari penggunaan dakwah-dakwah yang berisi tenang
ajaran-ajaran Islam, seperti: dakwah yang berisi tentang jihad fisabilillah.
Dalam bentuk komunikasi yang efektif dapat memengaruhi keyakinan jutaan umat
dalam waktu yang sangat singkat.
Sejarah telah mengungkapkan kepada kita,
bahwa perkembangan dan kecemerlangan ajaran Islam telah menerobos cakrawala
abad dan zaman seta melewati negara-negara dan benua.
Melihat uraian sejarah perkembangan
komunikasi pada zaman Islam, timbullah sebuah pertanyaan, mengapa aktivitas
retorika dan kaitannya dakwah yang terjadi pada zaman Islam tidak dijadikan
bagian dari mata rantai sejarah perkembangan komunikasi oleh para
pemikir-pemikir Barat. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang pertama kali pada masa Yunani kuno, dan dilanjutkan pada Zaman
Pertengahan. Lalu ilmu pengetahuan berkembang lagi pada Zaman Renaissance, di
mana pemikiran tokoh-tokoh pada abad ini sudah bebas dan tidak terikat lagi
oleh dogma-dogma agama. Zaman ini merupakan zaman peralihan dari Zaman
Pertengahan menuju Zaman Modern, yang didasari oleh pemikiran-pemikiran yang
ilmiah dan empiris. Hal tersebutlah yang mungkin merupakan salah satu penyebab
banyaknya teori komunikasi yang tidak pernah mencantumkan nama-nama besar dari
cendekiawan-cendekiawan Islam seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dll sebagai tokoh
yang berjasa mengembangkan komunikasi itu sendiri pada Zaman Pertengahan.
Mengenai perkembangan komunikasi yang lebih cenderung
diklaim sebagai bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan di Amerika dan Eropa,
sebenarnya kembali pada pola pemikiran dari manfaat ilmu pengetahuan yang
ditemukan. Pada dasarnya, orang Amerika
dan Eropa cenderung untuk mematenkan suatu ciptaan, sedangkan pemikir-pemikir
di Asia dan peradaban Timur Tengah lebih cenderung kepada manfaat dari hasil
temuannya itu. Padahal jelas, sejarah menceritakan secara gambling bahwa
peradaban yang sangat maju telah berlangsung lebih dulu di Cina dan Timur
Tengah.
Akan tetapi, pada dasarnya hubungan
antara komunikasi sebagai bagian dari perkembangan peradaban manusia begitu
erat. Hal ini dikarenakan aktivitas komunikasi sudah ada pada Zaman Pertengah,
tetapi belum berbentuk ilmu. Fenomena yang lebih banyak bersifat dakwah ini
baru berupa gejala-gejala yang pada masa itu belum ada suatu ilmu yang
mengkhususkan pada kajian tentang komunikasi. Namun, setidaknya hal itu
memberikan argument bahwa komunikasi yang merupakan bagian yang sudah sangat
lama terjadi dan baru dikaji secara utuh sebagai suatu ilmu pada abad ke-19 di
Daratan Amerika.
Referensi : Ilahi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya