Monday, February 20, 2017

Jaman Waras



Jaman Waras



Oleh Bill

Amerika serikat, negara adidaya yang kabarnya adalah negara yang paling disegani dan ditakuti oleh semua negara, telah hancur di tangan negara-negara berkembang. Pada tahun 2068, terjadi invasi militer dari negara-negara Asia yang tergabung dalam Aliansi Asia Raya (AAR). Selain itu, pemusnahan masal dengan menggunakan senjata biologis oleh Negara Jepang telah menghabisi lebih dari setengah populasi penduduk Amerika. Setelah keruntuhan peradaban Amerika, negara Asia pun berdiri, dengan ratusan negara bagian di berbagai pelosok benua Asia, termasuk Indonesia. Dengan terjadinya peristiwa ini, maka tatanan kehidupan pun benar-benar berubah dalam segala aspek. Sekarang, tahun 2115, peradaban dan kebudayaan manusia telah berubah seutuhnya.
Tahun 2115 M, Mungkin terdengar sangat hebat bagi orang-orang satu abad sebelumnya. Penuh dengan keharmonisan dan kecanggihan teknologi. Tapi, apa yang didambakan orang-orang pada abad sebelumnya hanyalah sebuah bayangan semu belaka.

Masa di mana satu abad sebelumnya disebut dengan zaman edan telah berakir. Sekarang orang-orang menyebutnya dengan Jaman waras. Apa kau pikir itu bagus ? tentu tidak.

Orang-orang menghina satu sama lain dengan kata “dasar waras” atau “njirr waras” atau apalah itu. Sekarang gila merupakan hal yang di anggap benar. Partai-partai gila bermunculan. Demokrasi Gila (DeGil), Partai Gila Nasional (PGN), Golongan Orang Gila (GolOG), dan lain-lain. Rambu-rambu jalan sudah ditiadakan oleh pemerintah tanpa alasan yang jelas. Mobil-mobil yang saling bertabrakan pun menjadi pemandangan yang biasa setiap  harinya. Mereka hanya menyelesaikannya dengan keluar dari mobil dan memaki satu sama lain dengan melontarkan kata “Dasar orang waras !” dari mulut-mulut mereka.

Ahli-ahli fashion berusaha keras untuk mengikuti perkembangan zaman. Baju lusuh, compang camping, berbau busuk, badan dekil dan aroma yang sangat tidak sedap menjadi trend fashion saat itu. Jika kau menoleh ke sisi jalan, kau akan melihat sekelompok anak muda dengan muka dekil dan bau busuk nongkrong-nongkrong di sepanjang jalan.

Pasangan Gay dan Lesbian merupakan hal yang wajar bahkan trend pada saat itu. Jika kau tengah berjalan-jalan di sebuah taman, kau akan sangat mudah menemukan pasangan gay atau lesbian yang sedang bermesraan sambil berpegangan tangan di setiap sudut taman. Memang ada segelintir orang yang dianggap menyimpang pada saat itu; menyukai seseorang yang memiliki gender yang berbeda dengan dirinya. Namun mereka dikucilkan oleh masyarakat karena perbuaan menyimpang mereka. Tapi aku tahu kau pasti sekarang bertanya-tanya bagaimana mereka akan melanjutkan keturunan? Itu bukanlah hal yang sulit. Dengan teknologi rahim dan sperma buatan, pemerintah mampu membuat  lebih dari 500 anak siap adopsi setiap tahunnya.

Bunuh diripun merupakan hal yang wajar, bahkan terhormat. Namun, kau harus melapor dulu kepada pemerintah jika kau ingin bunuh diri. Biayanyapun sangat mahal. Hanya orang-orang yang berpunya yang mampu bunuh diri. Bagaimana dengan orang-orang pinggiran yang tak sanggup lagi menjalani hidup ? . mereka tidak boleh bunuh diri. Apabila mereka bunuh diri secara illegal, maka seluruh keluarga mereka sedang dalam masalah.

Memang masih ada beberapa orang waras yang berkeliaran di jalan. Dengan baju yang rapi, aroma yang wangi, rambut yang disisir sedemikian rupa, mempunyai sopan santun dan tata krama. Namun, mereka dikucilkan dari masyarakat. Saat mereka berjalan diluar, mereka selalu diikuti anak kecil yang meneriaki mereka . “orang waraas… orang waras…” teriak mereka dengan nada mengolok olok. Bahkan pemerintah telah membangun panti waras untuk menampung mereka yang waras agar mereka menjadi gila.

Bagaimana dengan pembunuhan? Kalian pasti sudah dapat menebaknya. Pembunuhan tidak dikenakan sanksi hukum. Jadi tidak heran kalau psikopat berkeliaran dengan bebasnya. Yang aku ketahui, para psikopat pada zaman ini menganggap karakter fiksi psikopat seperti Jeff the Killer, Jane the Killer, Eyeless Jack, dan lain-lain merupakan dewa mereka. Yang mengajarkan kepada mereka bahwa membunuh adalah kebutuhan rohani untuk ketenangan jiwa.

Ya, begitulah kenyataanya. Semakin maju peradaban umat manusia, semakin mereka dekat dengan gerbang kehancuran. Memang sangat menyebalkan mengatakannya. Namun, mungkin ini adalah akhir dari peradaban manusia. Menjengkelkan bukan, kau harus hidup dengan keadaan yang sangat menjijikan dan bepura-pura menjadi orang gila untuk dapat bertahan hidup.