Jaman Waras
Oleh Bill
Amerika
serikat, negara adidaya yang kabarnya adalah negara yang paling disegani dan
ditakuti oleh semua negara, telah hancur di tangan negara-negara berkembang.
Pada tahun 2068, terjadi invasi militer dari negara-negara Asia yang tergabung
dalam Aliansi Asia Raya (AAR). Selain itu, pemusnahan masal dengan menggunakan
senjata biologis oleh Negara Jepang telah menghabisi lebih dari setengah populasi
penduduk Amerika. Setelah keruntuhan peradaban Amerika, negara Asia pun
berdiri, dengan ratusan negara bagian di berbagai pelosok benua Asia, termasuk
Indonesia. Dengan terjadinya peristiwa ini, maka tatanan kehidupan pun
benar-benar berubah dalam segala aspek. Sekarang, tahun 2115, peradaban dan
kebudayaan manusia telah berubah seutuhnya.
Tahun 2115 M, Mungkin terdengar
sangat hebat bagi orang-orang satu abad sebelumnya. Penuh dengan keharmonisan
dan kecanggihan teknologi. Tapi, apa yang didambakan orang-orang pada abad
sebelumnya hanyalah sebuah bayangan semu belaka.
Masa di mana satu abad sebelumnya
disebut dengan zaman edan telah berakir. Sekarang
orang-orang menyebutnya dengan Jaman waras. Apa kau pikir itu bagus ? tentu
tidak.
Orang-orang menghina satu sama lain
dengan kata “dasar waras” atau “njirr waras” atau apalah itu. Sekarang gila
merupakan hal yang di anggap benar. Partai-partai gila bermunculan. Demokrasi Gila (DeGil), Partai Gila Nasional (PGN), Golongan Orang Gila (GolOG),
dan lain-lain. Rambu-rambu jalan sudah ditiadakan oleh pemerintah tanpa alasan
yang jelas. Mobil-mobil yang saling bertabrakan pun
menjadi pemandangan yang biasa setiap
harinya. Mereka hanya menyelesaikannya dengan keluar dari mobil dan
memaki satu sama lain dengan melontarkan kata
“Dasar orang waras !” dari mulut-mulut mereka.
Ahli-ahli fashion berusaha keras
untuk mengikuti perkembangan zaman. Baju lusuh, compang camping, berbau busuk,
badan dekil dan aroma yang sangat tidak sedap menjadi trend fashion saat itu.
Jika kau menoleh ke sisi jalan, kau akan melihat sekelompok anak muda dengan
muka dekil dan bau busuk nongkrong-nongkrong di sepanjang jalan.
Pasangan Gay dan Lesbian
merupakan hal yang wajar bahkan trend pada saat itu. Jika kau tengah berjalan-jalan di sebuah taman, kau akan
sangat mudah menemukan pasangan gay atau lesbian yang sedang bermesraan sambil
berpegangan tangan di setiap sudut taman. Memang ada segelintir orang yang
dianggap menyimpang pada saat itu; menyukai seseorang yang memiliki gender yang
berbeda dengan dirinya. Namun mereka dikucilkan oleh masyarakat karena perbuaan
menyimpang mereka. Tapi aku tahu kau pasti sekarang bertanya-tanya bagaimana
mereka akan melanjutkan keturunan? Itu bukanlah hal yang sulit. Dengan
teknologi rahim dan sperma buatan, pemerintah mampu membuat lebih dari 500 anak siap adopsi setiap
tahunnya.
Bunuh diripun merupakan hal yang
wajar, bahkan terhormat. Namun, kau harus melapor dulu kepada pemerintah jika
kau ingin bunuh diri. Biayanyapun sangat mahal. Hanya orang-orang yang berpunya
yang mampu bunuh diri. Bagaimana dengan orang-orang pinggiran yang tak sanggup
lagi menjalani hidup ? . mereka tidak boleh bunuh diri. Apabila mereka bunuh
diri secara illegal, maka seluruh keluarga mereka sedang dalam masalah.
Memang masih ada beberapa orang
waras yang berkeliaran di jalan. Dengan baju yang rapi, aroma yang wangi,
rambut yang disisir sedemikian rupa, mempunyai sopan santun dan tata krama.
Namun, mereka dikucilkan dari masyarakat. Saat mereka berjalan diluar, mereka
selalu diikuti anak kecil yang meneriaki mereka . “orang waraas… orang waras…”
teriak mereka dengan nada mengolok olok. Bahkan pemerintah telah membangun
panti waras untuk menampung mereka yang waras agar mereka menjadi gila.
Bagaimana dengan pembunuhan? Kalian
pasti sudah dapat menebaknya. Pembunuhan tidak dikenakan sanksi hukum. Jadi
tidak heran kalau psikopat berkeliaran dengan bebasnya. Yang aku ketahui, para
psikopat pada zaman ini menganggap karakter fiksi psikopat seperti Jeff the
Killer, Jane the Killer, Eyeless Jack, dan lain-lain merupakan dewa mereka.
Yang mengajarkan kepada mereka bahwa membunuh adalah kebutuhan rohani untuk
ketenangan jiwa.
Ya, begitulah kenyataanya. Semakin
maju peradaban umat manusia, semakin mereka dekat dengan gerbang kehancuran.
Memang sangat menyebalkan mengatakannya. Namun, mungkin ini adalah akhir dari
peradaban manusia. Menjengkelkan bukan, kau harus hidup dengan keadaan yang
sangat menjijikan dan bepura-pura menjadi orang gila untuk dapat bertahan hidup.